SESENDOK TINTA DAN KEBAHAGIAAN
SESENDOK TINTA DAN KEBAHAGIAAN
Ada seorang yang cukup terkenal karena kearifan yang dimilikinya.
Meskipun usianya sudah cukup tua, namun kebijaksanaannya luar biasa.
Karena itulah, orang berbondong-bondong ingin bertemu dengannya
dengan harapan agar masalah mereka bisa diselesaikan.
Setiap hari, ada saja orang yang datang bertemu dengannya. Mereka
sangat mengharapkan jawaban yang kiranya dapat menjadi solusi bagi
permasalahan yang sedang mereka hadapi.
Dan hebatnya, rata-rata dari mereka puas akan jawaban yang diberikan.
Tidak heran, kepiawaiannya dalam mengatasi masalah membuat
namanya begitu tersohor.
Renungan dari Meja Pdt.
Alexius Letlora
Suatu hari, seorang pemuda mendengar pembicaraan orang-orang di sekitar yang bercerita
tentang orang tua tersebut. Ia pun menjadi penasaran dan berusaha mencari tahu
keberadaannya. Ia juga ingin bertemu dengannya. Ada sesuatu yang sedang mengganjal di
hatinya dan ia masih belum mendapatkan jawaban. Ia berharap mendapatkan jawaban dari
orang tua tersebut.
Setelah berhasil mendapatkan lokasi tempat tinggal orang tua itu, ia bergegas menuju ke sana.
Tempat tinggal orang tua tersebut dari luar terlihat sangat luas bagai istana.
Setelah masuk ke dalam rumah, ia akhirnya bertemu dengan orang tua bijaksana tersebut. Ia
bertanya, "Apakah Anda orang yang terkenal yang sering dibicarakan orang-orang mampu
mengatasi berbagai masalah?"
Orang tua itu menjawab dengan rendah hati, "Ah, orang-orang terlalu melebih-lebihkan. Saya
hanya berusaha sebaik mungkin membantu mereka. Ada yang bisa saya bantu, anak muda?
Kalau memang memungkinkan, saya akan membantu kamu dengan senang hati."
"Mudah saja. Saya hanya ingin tahu apa rahasia hidup bahagia? Sampai saat ini saya masih
belum menemukan jawabannya. Jika Anda mampu memberi jawaban yang memuaskan, saya
akan memberi hormat dan dua jempol kepada Anda serta menceritakan kehebatan Anda pada
orang-orang," balas pemuda itu.
Orang tua itu berkata, "Saya tidak bisa menjawab sekarang. "Pemuda itu merengut, berkata,
"Kenapa? Apakah Anda juga tidak tahu jawabannya?"
"Bukan tidak bisa. Saya ada sedikit urusan mendadak," balas orang tua itu. Setelah berpikir
sebentar, ia melanjutkan, "Begini saja, kamu tunggu sebentar."
Orang tua itu pergi ke ruangan lain mengambil sesuatu. Sesaat kemudian, ia kembali dengan
membawa sebuah sendok dan sebotol tinta. Sambil menuangkan tinta ke sendok, ia berkata,
"Saya ada urusan yang harus diselesaikan. Tidak lama, hanya setengah jam. Selagi menunggu,
saya ingin kamu berjalan dan melihat-lihat keindahan rumah dan halaman di luar sambil
membawa sendok ini."
"Untuk apa?" tanya pemuda itu dengan penasaran.
"Sudah, jangan banyak tanya. Lakukan saja. Saya akan kembali setengah jam lagi," kata orang
tua itu seraya menyodorkan sendok pada pemuda itu dan kemudian pergi.
Setengah jam berlalu, dan orang tua bijak itu pun kembali dan segera menemui pemuda itu.
Ia bertanya pada pemuda itu, "Kamu sudah mengelilingi seisi rumah dan halaman di luar?"
Pemuda itu menganggukkan kepala sambil berkata, "Sudah."
Orang tua itu lanjut bertanya, "Kalau begitu, apa yang sudah kamu lihat? Tolong beritahu saya."
Pemuda itu hanya diam tanpa menjawab. Orang tua itu bertanya lagi, "Kenapa diam? Rumah
dan halaman begitu luas, banyak sekali yang bisa dilihat. Apa saja yang telah kamu lihat?"
Pemuda itu mulai bicara, "Saya tidak melihat apa pun. Kalau pun melihat, itu hanya sekilas saja.
Saya tidak bisa ingat sepenuhnya."
"Mengapa bisa begitu?" tanya orang tua itu.
Sang pemuda dengan malu menjawab, "Karena saat berjalan, saya terus memperhatikan
sendok ini, takut tinta jatuh dan mengotori rumah Anda." Dengan senyum, orang tua bijak itu
berseru, "Nah, itulah jawaban yang kamu cari-cari selama ini. Kamu telah mengorbankan
keindahan rumah yang seharusnya bisa kamu nikmati hanya untuk memerhatikan sendok berisi
tinta ini. Karena terus mengkhawatirkan tinta ini, kamu tidak sempat melihat rumah dan halaman
yang begitu indah. Rumah ini ada begitu banyak patung, ukiran, lukisan, hiasan dan ornamen
yang cantik. Begitu juga dengan halaman rumah yang berhiaskan bunga-bunga warna-warni
yang bermekaran. Kamu tidak bisa melihatnya karena kamu terus melihat sendok ini."
Ia melanjutkan, "Jika kamu selalu melihat kejelekan di balik tumpukan keindahan, hidup kamu
akan dipenuhi penderitaan dan kesengsaraan. Sebaliknya, jika kamu mampu melihat
keindahan di balik tumpukan kejelekan, maka hidup kamu akan lebih indah. Itulah rahasia dari
kebahagiaan. Apakah sekarang sudah mengerti, anak muda? "Pemuda itu pergi dengan
sukacita (KMH).
Dulu…dulu Yesus pernah katakan 'yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan Firman
Allah dan memeliharanya' (Lukas 11:28). Artinya sebuah kebahagiaan tidak sekedar membaca
Alkitab tetapi melakukan, merawat, menjaga dan melakukan Firman Tuhan. Maka setiap kali
berjumpa dengan pergumulan kita tetap mampu menjalani kehidupan dengan syukur. Bersyukur
bukan karena tidak ada masalah tetapi bersyukur sebab Allah ada.
No Response to “SESENDOK TINTA DAN KEBAHAGIAAN”