Senin, 18 September 2017 – Renungan Pagi
MINGGU XV SES. PENTAKOSTA
SENIN, 18 SEPTEMBER 2017
Renungan Pagi
GB.61 : 1-Berdoa
MULUTMU HARIMAUMU!
Amsal 13:1-6
Siapa menjaga mulutnya, memelihara nyawanya, siapa yang lebar bibir, akan ditimpa kebinasaan.” (ay.3)
Mulutmu harimaumu” peribahasa ini mengingatkan kita untuk menjaga ucapan kita. Tanpa pertimbangan yang masak, ucapan kita justru mendatangkan kerugian bagi kita. Apalagi ketika saat ini sosial media menjadi sangat akrab dengan kehidupan kita, mudah sekali bagi kita untuk membuat komentar atas segala peristiwa yang terjadi. Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) mengatur dengan tegas, siapapun yang mengucapkan atau membuat pernyataan menyinggung melalui media sosial dapat dilaporkan ke ranah hukum. Mengapa demikian pentingnya kita menjaga ucapan?
Amsal telah mengingatkan hal ini sejak lama, jauh sebelum UU ITE diberlakukan. Ucapan kita tidak hanya mendatangkan kerugian dan kesulitan tapi juga kebinasaan. Coba kita renungkan dengan mendalam, banyak kasus pembunuhan yang dimulai dengan rasa sakit hati karena terluka mendengar ucapan yang menyakitkan. Sakit hati yang dibialkan menumpuk kemudian menjadi energi yang sangat besar untuk “tega” menghilangkan nyawa.
Tidak hanya itu, banyak keluarga yang retak karena luka yang muncul akibat kata-kata yang menyakitkan. Bahkan, banyak persekutuan di gereja juga menjadi hancur hanya karena sakit hati dengan perkataan sesama warga jemaat. Tidak menutup kemungkinanjuga jika mimbar gereja atau akun sosial media atas nama gereja atau lembaga Kristiani dijadikan tempat untuk mengungkapkan kemarahan pada seseorang atau kelompok tertentu melalui kata-kata kasar penuh amarah yang diucapkan. Akibatnya, terang Kristiani menjadi pudar saat orang melihat bahwa Kekristenan yang penuh kasih justru dipenuhi dengan amarah dan sumpah serapah. Melihat kondisi yang demikian, patutlah kita merenungkan kembali seruan dalam kitab Amsal untuk menjaga ucapan kita. Tetaplah tekun untuk selalu mengupayakan perkataan baik saat kita hendak menjunjung tinggi kejujuran (ay.5) dan kebenaran (ay.6). ltu jauh akan menjadi berkat dibandingkan kata-kata kasar penuh amarah yang menyakiti hati Tuhan dan sesama.
GB.61 : 2
Doa : (Ya Tuhan, kiranya Engkau menuntun aku untuk mengucapkan kata-kata yang mendatangkan kebaikan dan bukan batu sandungan)
No Response to “Senin, 18 September 2017 – Renungan Pagi”