Rabu, 6 September 2017 – Renungan Malam
MINGGU XIII SES. PENTAKOSTA
RABU, 6 SEPTEMBER 2017
HUT KE 58 PELKAT PA GPIB
Renungan Malam
GB.246 -Berdoa
KESUCIAN DIRI
Hakim-Hakim 13:8-24
Janganlah ia makan sesuatu yang berasal dari pohon anggur; (ay.14)
Manoah, calon ayah dari tokoh kesatria yang kelak memulai tindakan penyelamatkan bagi Israel dari kekuasaan Filistin, direspon sangat positif. Layaknya para suami pada umumnya, berita istrinya akan melahirkan membuat Manoah penasaran, tetapi ia juga ingin mempersiapkan kedatangan bayi itu dengan baik. Ia memohon kepada TUHAN agar mengutua kembali hamba-Nya untuk memberi informasi, kiranya apa yang ia dan isterinya lakukan bila anak itu Iahir. Barangkali ini suatu pertanyaan kepada Tuhan yang tepat bila suami-isteri sedang menantikan kelahiran buah hatinya.
Isi pertanyaan itu memperlihatkan kesiapan suami-isteri menjadi orang tua terhadap anak yang akan dipercayakan TUHAN bagi mereka. Anak yang kelak dilahirkan tentunya titipan TUHAN yang harus dibentuk dan dibekali agar ia hidup bagi TUHAN, Sang Pemilik dan Bapanya. Anak itu bukan dibentuk menurut keinginan yang dirindukan orang tuanya, yakni dibentuk tanpa dasar iman atau terbebaskan dari sikap takut akan Tuhan. Pikirnya yang penting menjadi anak yang menguasai ilmu pengetahuan, dan diarahkan hidupnya untuk mengabdi sesuai kepentingan orang tua. Hal-hal yang menyangkut nilai spiritualitas menjadi pengajaran sampingan.
“Bagaimana cara hidupnya kelak?”, demikian Manoah bertanya (ay.12). Jawaban utusan TUHAN justru menunjuk pada cara hidup orang tuanya, yakni (yang dipersonifikasikan/ diperlihatkan dari cara hiup ibunya) dengan hidup kudus (ay.13-14). Banyak orang tua ingin hidup anaknya menjadi baik di mata keluarga dan di mata TUHAN.
Tentunya kerinduan dan harapan tersebut terbentuk dari pola hidup kudus orang tua yang kemudian terwariskan secara baik dan menarik. Betapa keluarga dan rumah ikut berperan maksimal membentuk karakter anak sesuai yang dipertanyakan orang tua, “mau jadi apa hidupnya?”. Hari mulai larut, sejenak sebelum istirahat adalah baik merenungkan di hadapan TUHAN soal kehidupan anak-anak seperti apakah hidup anak ini bagi TUHAN?… adakah peran saya masih turut membentuknya?
GB. 117: 13
Doa : (Ya Kristus, sanggupkan kami menjadi orang tua seturut kehendakMu)
No Response to “Rabu, 6 September 2017 – Renungan Malam”